Home Mini Library

Assalamu 'Alaikum Wr.Wb...!Ahlan wa Sahlan...!

Tuesday, July 24, 2007 | 10:32 PM

Sikap Duduk Cerminkan Sifat Cowok


Nggak bisa dipungkiri kalau sikap dan kebiasaan seseorang mencerminkan wataknya. Nggak terkecuali sikap duduk. Nah, pengin tahu gimana karakter Co Wok?
Coba aja intip dari cara duduknya. Check this out...''



Aktif dan Agresif

Duduk agak santai dan ringan di bagian depan kursi

Punya pendirian teguh dan memiliki kemauan keras. Sifatnya nggak mudah putus asa, pikiran realistis, selalu aktif, dan agresif. Pokoknya, dia selalu cari kesibukan karena nggak suka berdiam diri. Biasanya tipikal cowok seperti ini sangat cocok bertugas di bidang marketing atau pemasaran.



Sulit Dipahami

Duduk agak dalam di kursi dengan kaki terbuka

Menunjukkan bahwa cowok ini senang bergaul, banyak teman, suka membantu orang yang sedang susah. Dia sangat mudah didekati tapi sulit dipahami pemikirannya. Terkadang dia bisa sangat simpatik dan baik hati. Tapi di waktu lain, dia bisa menjadi pribadi yang sangat keras dan njengkelin.



Kreatif dan Boros

Duduk dengan kaki kanan menyilang di atas kaki kiri

Cowok yang satu ini selalu memperhatikan pandangan orang sekitar terhadap dirinya. Sifatnya mudah tegang, sensitif, dan boros. Kehidupannya cenderung selalu meriah serta bervariasi. Dalam pekerjaan, cowok ini sangat kreatif. Jika tujuannya udah mantap dan memang menguntungkan, dia akan memperjuangkannya dengan gigih hingga tuntas dan sukses.



Mau Belajar

Duduk dengan kaki kiri menyilang di atas kaki kanan

Pengetahuannya luas. Selalu hati-hati, teliti, dan mantap. Segala sesuatu yang baik dan bermanfaat akan diselesaikan dengan baik. Dia juga senang menerima kritik dan saran dari orang lain yang lebih berpengalaman. Dalam bidang pekerjaan atau bisnis, dia selalu berusaha kreatif untuk menciptakan sesuatu yang baru.

Labels:

baca lengkapnya


Image hosted by Photobucket.com

1 comments

Tuesday, July 17, 2007 | 9:54 PM

Ayat-Ayat Cinta


AYAT AYAT CINTA

Novel Pembangun Jiwa

Karya : HABIBURRAHMAN EL SHIRAZY



Labels:

baca lengkapnya


Image hosted by Photobucket.com

0 comments

Saturday, July 14, 2007 | 1:18 AM

Andai ku Tahu by Ungu


Andai ku tahu…kapan tiba ajalku
Kuakan memohon, Tuhan tolong panjangkan umurku
Andai ku tahu…kapan tiba masaku
Kuakan memohon, Tuhan jangan Kau ambil nyawaku

Aku takut akan semua dosa-dosaku
Aku takut dosa yang terus membayangiku

Andai ku tahu…Malaikat-Mu kan menjemputku
Ijinkan aku mengucap kata taubat pada-Mu

Reff:
Aku takut akan semua dosa-dosaku
Aku takut dosa yang terus membayangiku
Ampuni aku dari segala dosa-dosaku
Ampuni aku menangisku bertobat pada-Mu

Aku manusia yang takut neraka
Namun aku juga tak pantas di surga….

Andai ku tahu…kapan tiba ajalku
ijinkan aku mengucap kata Taubat pada-Mu

back to Reff

Labels:

baca lengkapnya


Image hosted by Photobucket.com

0 comments

Saturday, June 16, 2007 | 10:19 PM

Rasa Takut Yang Produktif


Perasaan takut adalah sebuah hal yang manusiawi. Tapi bagaimana mengelola rasa takut menjadi lebih bertanggung jawab?

Perasaan takut adalah sebuah hal yang manusiawi. Tapi bagaimana mengelola rasa takut menjadi lebih bertanggung jawab?

Keberanian sangat diperlukan dalam hidup ini untuk memudahkan tercapainya maksud dan tujuan yang ingin kita capai. Seorang ulama tunanetra ketika disuguhi hidangan ayam panggang berujar, “Seandainya kamu seekor elang tidaklah mungkin diperlakukan orang seperti ini” . Artinya kalau seseorang memiliki keberanian, tidaklah mudah diperlakukan seenaknya oleh orang yang ingin berbuat dan bertindak terhadap dirinya.

Inilah sebagian manfaat keberanian itu. Namun disisi lain rasa takut juga diperlukan. Tentu rasa takut bukan dalam konotasi pengecut, tetapi dalam pengertian takut melakukan pelanggaran terhadap norma-norma dan penggarisan yang telah di tetapkan oleh Allah SWT.

Sebagai contoh dapat kita kemukakan perjalanan kepemimpinan Umar Ibnu Khottab. Dia terkenal seorang yang sangat pemberani. Semasa belum Islam oleh orang Arab dikenal dengan sebutan “Si kidal yang pemberani”. Selalu siap menantang jago-jago yang datang untuk bertarung di Pasar Ukasy dan selalu menang. Namun setelah Islam, apalagi setelah menjadi Khalifah dia termasuk orang yang sangat penakut. Takut terhadap pertanggung jawaban kepemimpinannya di hari kemudian. Tetapi tidak dapat disangkal bahwa buah dari rasa takut yang dimiliki Umar Ibnu Khottab ini dapat membuahkan hasil yang sulit dicari tandingannya sepanjang sejarah kepemimpinan dalam Islam. Rasa takut seperti ini dapat digolongkan sebagai rasa takut yang produktif. Bukan rasa takut yang mematikan.

Hasil dari rasa takut

Masih berhubungan dengan kepemimpinan Umar Ibnu Khottab. Sebagai manifestasi rasa tanggung jawab dalam memimpin dan rasa takutnya kepada Alah SWT hampir setiap malam dia ngeluyur ke tengah-tengah kampung, keluar masuk lorong untuk melakukan check on the spot untuk mengetahui langsung apa yang terjadi pada rakyatnya. Kalau-kalau ada yang kelaparan; ada yang sakit atau kena mausibah-musibah lain. Ketika berhenti sejenak disebuah rumah kecil milik seorang janda miskin dia mendengar sebuah dialog antara ibu dengan anak prempuanya. Sang ibu menyuruh anaknya mencampur susu yang akan dijual besok dengan air karena sedikit sekali hasil perahan yang diperoleh tadi siang. Menurut sang ibu kalau tidak dicmpur bakal tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan makan untuk hari ini. Sang anak gadis tidak setuju dengan pendapat orang tuanya dengan alasan, Khalifah melarang keras kita berbuat demikian. Sang ibu megnemukakan alasan bahwa, “ Kan Khalifah tidak juga mengetahui pebuatan kita ini”.

Sang anak dengan penuh keseriusan mencoba meyakinkan orang tuanya bahwa, “Khalifah Umar memang tidak mengetahui tapi Tuhan Yang Maha Kuasa pasti mengetahuinya. Saya minta dengan sangat jangan sampai ibu berbuat demikian”.

Peristiwa itu terjadi menjelang subuh. Umar Ibnu Khattab menuju mesjid smbail menangis haru. Usai shalat Subuh anaknya yang bernama Ashim diperintahkan menyelidiki rumah orang tua miskin yang mempunyai seorang gadis itu. Setelah Ashim kembali menceritakan segala sesuatu tentang keluarga itu, Umar Ibnu Khottab memerintahkan anaknya yang memang sudah berkeinginan untuk nikah agar menikahi gadis miskin tapi suci itu. Mudah-mudahan dari hasil pernikahan itu, kata Umar Ibnu Khottab, lahir seorang pemimpin Arab.

Ternyata kemudian memang terbukti do’a dan harapan itu. Dari hasil penikahan itu lahirlah seorang perempuan yang bernama Laila yang akhirnya dinikahi oleh Abdul Aziz bin Marwan. Dari hasil pernikahan ini lahirlah Umar bin Abdul Aziz yang kelak menjadi khalifah mewarisi kepemimpinan kakeknya, Umar Ibnu Khottab.

Umar bin Abdul Aziz dikenal sangat berwibawa serta jujur dan adil didalam menjalankan mekanisme pemerintahannya. Digambarkan sebagai seorang yang dikepalanya terdapat akal bijak, didadanya terdapat hati pahlawan, dimulutnya terdapat lidah sastrawan. Kelak dia menguasai negeri-negeri Maroko, Aljazair, Tunisia, Tripoli, Mesir, Hijaz, Najed, Yaman, Suriah, Palestina, Yordania, Libanon, Iraq, Armenia, Afghanistan, Bukhar sampai Samarkand.

Kendati dia tetap tinggal di sebuah rumah kecil yang tidak lebih bagus dari rumah penduduk pada umumnya. Sehingga utusan-utusan negara-negara lain yang ingin menemuinya pusing mencari rumahnya, karena jauh diluar bayangannya kalau rumahnya sejelek itu.

Ini adalah buah dari rasa takut yang dimiliki oleh perempuan miskin disudut kota yang menarik hati Khalaifah Umar Ibnu Khattab untuk menikahkan dengan putranya. Lalu melahirkan seorang Laila yang tumbuh dalam iman dan taqwa kepada Allah SWT. Gadis suci dan cantik itu kemudian dipersunting oleh seorang yang tepandang di Madinah karena iman dan taqwanya pula, Abdul Aziz bin Marwan.

Satu lagi cerita yang menggambarkan buah dari rasa takut melakukan perbuatan dosa. Seorang anak yang memungut buah delima yang ranum dari sungai. Setelah dimakan lalu timbul penyesalan. Dia sangat menyesal memakan buah itu tanpa izin kepada pemiliknya. Padahal buah-buahan yang gugur yang dialirkan oleh sungai lazimnya tidak ada lagi sangkut pautnya dengan yang punya. Namun karena anak ini seorang yang wara’ , sangat takut melakukan dosa. Dia menelusuri sungai itu kearah hulu sampai dia menemukan sebuah kebun delima. Dicarinya pemilik kebun itu. Dengan sangat agar dia dapat dimaafkan karena telanjur memakan buah delima yang didapati terapung di sungai. Dalam hati pemilik kebun itu, ini tentu bukan anak sembarangan. Si pemilik kebun itu mengetes anak ini. “Tidak mungkin saya maafkan, kecuali kalau kau mau menikahi anak gadisku”. “Tapi saya belum ingin nikah, Pak”. Jawabnya. “Ya, terserah, tapi saya tidak memaafkanmu”. “Baiklah Kalau begitu, saya siap menikahi anak Bapak”. “ Tapi perlu kamu ketehui” –- kata orang tua itu– “Bahwa anak gadis saya itu buta, bisu, tuli dan lumpuh”.

Setelah berfikir sejenak, dalam hatinya secara manusiawi berkata, “Mau diapakan perempuan seperti itu. Tidak dapat diajak berkomunikasi”. Tapi demi keselamatannya dari kungkungan dosa yang membahayakan kehidupannya kelak diakhirat dia terima ajakan itu. Diapun dinikahkan langsung oleh orang tua itu setelah memanggil saksi.

Setelah nikah dia sendiri disuruh mendatangi isrinya di kamar. Alangkah kagetnya, karena yang ditemui di kamar adalah seorang perempuan cantik. Mungkin perempuan itu penjaga gadis cacat itu, pikirnya. Dia kembali menemui mertuanya. “Tidak ada di kamar perempuan seperti yang Bapak maksud itu. Di kamar tidak ada orang yang buta, bisu, tuli dan lumpuh.

Sang mertua menjelaskan,” Itulah yang Bapak maksud, nak!. Yang saya katakan buta karena tidak suka melihat yang jelek-jelek yang dapat mendatangkan dosa; yang Bapak maksudkan dengan bisu karena tidak suka ngomong yang mendatangkan dosa; yang saya maksudkan dengan tuli karena dia sangat tidak senang mendengar suara-suara yang mendatangkan dosa; yang saya maksud dengan lumpuh karena dia tidak suka kemana-mana, lagi-lagi kaarena takut terlibat dalam perbuatan dosa. Makanya ketika kamu datang melaporkan perbautanmu meminta dimaafkan atas perbuatanmu memakan buah delima yang hanyut di sungai, langsung saya tangkap kamu, karena orang baik-baiklah yang mau melakukan itu. Saya tidak ingin menikahkan anak saya dengan sembarang orang”.

Hasil pertemuan kedua orang “takut berbuat dosa” itu, lahirlah seorang ulama besar, yang kita kenal dengan Imam Syafi’i, yang mazhabnya paling banyak pengikutnya di seluruh dunia. Ulama yang sejak umur 7 tahun sudah menghafal Al-Qur’an 30 juz.

Ujian menuju pemerintahan bersih

Negeri ini tengah memasuki era baru dalam pemerintahan. Untuk pertama kalinya rakyat memilih langsung pemerintahnya. Bukan lagi wakil rakyat yang tidak representatif; wakil rakyat yang banyak berbuat yang bertentangan dengan keinginan rakyat yang diwakilinya.

Kini orang yang terpilih akan diuji integritasnya. Apa yang akan dilakukan untuk Indonesia kita yang tengah terengah-engah dan sekarat ini. Apakah akan membiarkan tetap sekarat dengan tindihan utang sebanyak 135 milyar dollar=satu juta dua ratus lima belas trilyun rupiah, yang kalau dibebankan kepada 200 juta penduduk Indonesia berarti tiap orang menanggung enam milyar tujuh puluh lima juta rupiah?.

Atau akan berusaha keras melunasi utang-utang itu agar rakyat Indonesia ”tidak sengsara dimalam hari dan tidak terhina di siang hari?” (Hadits). Disamping itu 40 juta orang penganggur mendesak untuk mendapatkan pekerjaan. Pemerintah baru di era baru ini akan diperhadapkan kepada satu kondisi dimana harus selalu self control untuk mengingat-ingat kembali “janji yang telah kuucapkan diahdapanmu wahai rakyat”. Dan melakukan secara terus menerus correction for possible deviations. Karena budaya penyelewengan di negeri ini telah mengalir bersama darah bangsa ini.

Ibarat sebatang pohon akarnya telah terhunjam dalam ke petala bumi. Pertanyaan berikut, “Masih adakah rasa takut dalam jiwa kita. Kalau ada, apa yang kita takuti?.

Mahkamah pengadilan sejarah yang tidak mengenal ampun, kalau kita menyakiti hati rakyat, berjoged diatas penderitaannya? Itu sangat penting. Namun yang jauh lebih penting lagi kita takut terhadap pengadilan Qodhi Robbun Jalil –yang berujung dengan penyiksaan yang sangat pedih bila kita tergolong perusak, pendurhaka”.

Bila seorang memiliki rasa takut didalam menjalankan mesin pemerintahan atau aktivitas apa saja; menegakkan supremasi hukum, terutama hukum Ilahi; membangun villa keadilan dan menata taman kesejahteraan, sehingga senyum rakyat yang sudah cukup lama tidak pernah nampak kembali tersungging, maka dapat dipastikan akan membuahkan hasil, yakni namanya akan tertulis dengan huruf timbul menggunakan tinta emas dalam lembaran sejarah yang akan dikenang sepanjang masa. Bukan nama yang busuk dan tercabik-cabik oleh torehan sejarah akibat sikap dan perbuatannya yang lupa daratan ketika berkuasa padahal belum jauh dari pantai.

baca lengkapnya


Image hosted by Photobucket.com

0 comments

Friday, June 15, 2007 | 8:39 PM


Tugas Filsafat Dakwah II

KEGAGALAN JURU DAKWAH DALAM MENGIMPLEMENTASIKAN
MANHAJ NUBUWAH

Manhaj nubuwah merupakan rangkaian peristiwa yang integral(utuh) dan saling berkaitan satu sama lain. Antara satu bagian dengan bagian yang lain saling menyemurnakan. Rangkain itu dimulai sejak permulaan dakwah sampai dengan sempurnanya syariat yang diturunkan.
Manhaj Nubuwah mempunyai tiga ciri. Yaitu:
1. Manhaj yang tujuan, prinsip-prinsip, dasar-dasar dan titik-titik perhatiannya berasal dari wahyu
2. Manhaj yang komprehensif(meliputi semua hal) dan integral. Yakni mencakup seluruh persoalan dakwah, baik dalam hal keilmuan, praktek, pemikiran, prilaku, akidah, dan syariat. Bahkan, memberikan tuntunan prilaku dan gerakanyang seharusnya ditempuh pada saat berhadapan dengan suatu realitas tertentu.
3. Manhaj yang mengajarkan dai bagaimana menghadapi suatu realitas tertentu dengan berdasarkan pada pengetahuan yang akurat dan analisa yang cermat untuk mengetahui inti persoalan itu. Sehingga daat mengetahui hukumnya yang benar dan dapat menentukan hukum syariat yang dibutuhkan utuk menghadapi reaitas tertentu.
Ada beberapa hal yang menyebabkan para juru dakwah gagal dalam mengimplementasikan manhaj dakwah. Yaitu:
 Tidak memahami manhaj Nubuwah
 Tidak mampu mengoperasionalkan
 Tidak teguh menghadapi berbagai tipu muslihat hasutan, godaaan dan ancaman-ancaman dari musuh-musuh islam
 Kecintaan dan kebencian buta serta fanatisme golongan
 Perpecahan dan pertentangan diantara juru dakwah dan oraganisasi dakwah
Ada beberapa aspek yang perlu diperhatikan oleh seorang juru dakwah agar tujuan dakwah dapat tercapai. Yaitu
 Aspek psikologis obyek dakwah
 Aspek filosofis dakwah
 Aspek sejarah
 Aspek ekonomi
 Aspek politik
Selain itu para juru dakwah harus memiliki sifat hikmah(bijaksana) yang ciri-cirinya adalah
• Dapat memahami aspek metodelogi,
• Memilih mana yang tepat (sesuai dengan keadaan masyarakat),
• Mampu melaksanakan dalam bentuk operasional, serta
• Menjalin ikatan ukhuwah islamiyah dengan obyek dakwah

baca lengkapnya


Image hosted by Photobucket.com

0 comments

| 8:36 PM

PERANAN FILSAFAT


Sebagaimana dijelaskan di awal perkuliahan “Filsafat Dakwah” bahwa tujuan dari filsafat adalah berfikir, yaitu berfikir secara mendalam, radikal, integral dan sistematis. Sedangkan tujuan dakwah adalah perubahan kearah yang lebih baik menurut syariat Islam.
Melihat dari tujuan dari masing-masing filsafat dan dakwah maka dapat ditarik satu arti. Filsafat dakwah adalah aktivitas berfikir secara mendalam untuk mengembangkan dan memperbaiki pandangan baik dari masyarakat tentang proses, sistem, aksi atau kegiatan dakwah untuk mencapai perubahan kearah yang lebih baik.
Seorang juru dakwah harus memahami hakikat dan tujuan dakwah, seperti mengapa manusia membutuhkan agama, mengapa agama perlu disebar luaskan, apakah tujuan akhir dakwah, bagaimana etika dakwah, bagaimana hakikat manusia sebagai obyek dakwah, bagaimana rasionalisasi metode, media, serta tehnik-tehnik dakwah? Untuk memahami ini semua tentu perlu pemkiran yang mendalam, universal, radikal, integral, dan sistematis. Dengan kata lain berfilsafat.
Ketika seorang juru dakwah telah memahami tentang hakikat dan tujuan dakwah, maka memungkinkan untuk melakukan perubahan-perubahan sesuai dengan syariat Islam.
Jadi dapat disimpulkan bahwa filsafat punya peranan yang sangat penting dalam pengembangan dakwah Islam. Karena dengan berfilsafat maka lahirlah metode, sistem, dan strategi yang baik dan dapat di realisasikan. Sehingga tujuan utama dari dakwah yaitu mencapai perubahan dapat terlaksana.



baca lengkapnya


Image hosted by Photobucket.com

0 comments

Wednesday, May 16, 2007 | 9:19 PM

Di Mana Letak Keindahan Pakaian?


Mungkin Anda memiliki seorang sahabat atau saudara yang selalu terlihat pantas mengenakan pakaian dengan warna dan motif apapun. Seorang sahabat saya, salah satu yang demikian. Hampir setiap kali saya bertemu dengannya, komentar singkat selalu saya berikan untuk pakaian yang dikenakannya, “Bajunya bagus. Tambah ganteng saja pakai baju itu…”

Orang yang sangat sederhana, setiap kali mendapat komentar itu, ia selalu menjawabnya dengan kalimat standar, “Alhamdulillah, murah kok ini mas… bukan baju mahal”

Nampaknya, ia tahu persis jawaban yang kemudian keluar dari mulut saya selanjutnya. Bahwa saya akan selalu mengatakan, “keindahan pakaian, bukan terletak pada motif dan desainnya. Bukan pula karena harganya, melainkan pada seberapa besar rasa syukur kita saat memiliki dan mengenakannya”

Kemudian ia pun akan terkekeh, bukan menertawakan kalimat saya, melainkan malu mendapatkan kalimat itu ditujukan kepadanya. Tetapi jujur saja, saya memang sangat mengenal sahabat yang satu ini dengan rasa syukurnya yang luar biasa. Setidaknya, ia sangat konsisten untuk senantiasa bersyukur atas setiap nikmat yang didapatnya. Caranya pun beragam, dari ‘sekadar’ ucapan “Alhamdulillaah” hingga bersedekah.

Allah, katanya, akan menambah nikmat untuk setiap nikmat yang kita syukuri. Jangan pernah berharap Allah akan menambah nikmat jika kita belum bisa mensyukuri yang ada. Bukan nikmat, justru adzab yang bakal didapat jika kita mengingkari nikmat dari-Nya.

Kembali ke soal pakaian. Saya pun mengenal seseorang yang cukup dekat. Puji syukur ia diberi kenikmatan oleh Allah mendapatkan kekayaan harta. Namun saya tahu, ia sering meninggalkan shalatnya dengan berbagai alasan. Pakaian-pakaiannya selalu ber-merk terkenal dengan harga di atas 500 ribu rupiah. Tak hanya pakaian, sepatu atau alas kakinya pun tak pernah berharga di bawah 400 ribu sepasang.

Yang cukup mengejutkan, saat saya tahu ia kerap menghabiskan uang dalam jumlah yang banyak hanya untuk membeli pakaian. “Satu baju paling hanya dipakai 2-3 kali saja, selebihnya dibiarkan menggantung rapih di lemari, ” ujar isterinya suatu kali.

Menurut sang isteri, suaminya itu selalu merasa tidak puas dengan pakaian yang dikenakannya. Setiap kali mengenakan pakaiannya, ia sering menggerutu, mengeluhkan kekurangan-kekurangan pakaian yang baru dibelinya itu. Karenanya, setiap pekan selalu ada dua atau tiga kemeja baru yang dibelinya. Begitu pun dengan barang-barang lainnya, dari sepatu hingga kendaraan yang sering gonta-ganti. Sebulan sekali ia ganti sepatu, sedangkan mobil bisa bertukar satu tahun sekali. Beruntung isterinya cukup dermawan, menghibahkan sepatu-sepatu yang tentu saja masih bagus itu, juga pakaian-pakaian sangat layak pakai untuk orang-orang yang lebih membutuhkan.

Jadi, di mana letak keindahan pakaian? Bukan karena harganya yang mahal, bukan pula pada warna, desain atau motif indahnya. Kita senantiasa akan terlihat rapih, pantas dan berseri mengenakan pakaian apapun jika mengiringinya dengan rasa syukur. Tidak peduli berapa harga pakaian tersebut, sebab rasa syukur itu memberikan aura kebahagiaan yang memancarkan pesona bagi siapa saja yang ditemuinya

 

Labels:

baca lengkapnya


Image hosted by Photobucket.com

0 comments